Seringkali merengek dan meminta,
Terus meminta hanya untuk saya,
Tanpa peduli apa yang mereka kata.
Saya yang kecil, menangis dan bercanda.
Berlari kecil, sampai timbul tawa.
Tidak ada kata jera.
Tak pernah terpikirkan luka.
Saya yang dulu kecil, ingin cepat menjadi dewasa.
Tanpa tahu perih apa yang akan dirasa.
Tak mengerti nanti akan seperti apa.
Hanya mengumpulkan asa demi asa.
Saya yang dulu kecil, sekarang terpaksa harus dewasa.
Sungguh tak bisa menahan masa.
Tak pelak, hidup saya juga ada luka.
Sedikit tertawa, deras derai air mata.
Tak jarang juga kadang penuh hampa.
Terkadang, tidak tahu juga apa yang dirasa.
Kini, beban berat juga harus saya bawa.
Terkadang tercuil rasa putus asa.
Hingga tak terasa basah dimata.
Saya yang telah dewasa, inilah yang saya rasa.
Tak mudah untuk menggapai asa.
Tak mudah menyelipkan tawa.
Tak mudah menghapus air mata.
Tapi, saya tetap mencoba untuk belajar merangkai asa.
Bukan asa yang biasa, tapi asa yang inginnya sempurna.
pics taken from here |
***
Berkomunikasi dengan banyak orang dengan sifat yang berbeda-beda sungguh menarik. Melihat bagaimana cara mereka berinteraksi, juga menarik. Tapi, kita juga harus tahu cara menempatkan diri kita. Bukan menyarankan untuk bermuka dua, hanya kita tidak bisa memaksakan kehendak yang kita miliki kepada orang lain. Belajarlah untuk lebih memahami orang lain, toh membuat orang lain sakit hati juga tidak ada gunanya. Jadi, untuk yang merasa saya sakiti, saya minta maaf...
Ada beberapa cerita yang ingin saya ceritakan, menyangkut orang orang yang cukup dekat dengan saya. Mereka selama bbrp bulan ditipu oleh orang terdekat yang (katanya) sayang pada mereka, tapi entah mereka memang terlalu baik, hingga ditipu oleh orang tersebut, dimanfaatkan. Mereka mengenal orang itu dari dunia maya, dan akhirnya mulai berpacaran, walau tidak pernah bertatap muka. Buat saya ini tidak masuk akal, bagaimana bisa mencintai orang yang belum begitu kita kenal, bahkan bertemu saja belum pernah? Tapi itulah cinta, kadang tidak bisa dimengerti. Berkali2 terlintas untuk memperingatkan, tapi entah mengapa saya sungkan, takut membuat mereka sedih ataupun tersinggung. Tapi saya menyesal akhirnya, andai saja saya memperingati mereka. Maka kali ini, jadikanlah ini sebagai pelajaran bagi kita, agar tidak ikut tertipu. Kita harus pandai memilih dan memilah.
Lesson learned : Tidak semua orang memiliki niat yang baik dengan kita, untuk itulah kita harus waspada.
Cheers,
°º☆★
☺ MY T W I T T E R ☺
intinya jangan pernah percaya bahwa semua orang itu baik? benerkah mbak?
ReplyDeletehemm.. sbnrnya lebih ke arah jangan terlalu mudah percaya sama orang yang (katanya) berniat baik sm kita.. gituu hehe ;p
ReplyDeletewahhh..iya...ada banyak 'penjilat' dimana2...
ReplyDeleteBener bgt tuh kita jangan mudah percaya sama org lain sebaik apa pun org itu. Memang waktu menuntut kita harus berkembang dan hilang, maka dari itu selalu isi hidup dengan hal positif.. :)
ReplyDeletebegitulah glooh, tapi kl ga ada penjilat, ga ada yg bisa dirasain donk? *ga nyambung* hahahaha ;p
ReplyDeleteintinya jangan percya sama tukang kredit ! #ehhh
ReplyDeleteni unsur galau kayaknya :3
Jangan terlalu banyak berharap pada orang lain
“ketika lu berharap lebih, maka lu juga akan dapat tingkat kekecewaan yang lebih. *banandance*
@feby : waduh tapi ilangnya jangan kecepetan yaahh hehe ;p
ReplyDelete@cacing : betul, berharapnya jgn tinggi2 tar kl jatuh sakit :D
nice blog sweety..salam kenal ya,,
ReplyDeletediundang untuk berkunjung kerumahku, dan ditunggu follbacknya.. ^^
intinya.. jangan terlalu percaya.. apalagi di dunia maya.. tapi aku pribadi sih sejauh ini belum ada pengalaman buruk dengan pertemanan maya... masih aman dan terkendali
ReplyDeletekalo saya, nemu orang yang mau memanfaatkan saja, saya labrak dia, malah saya kejer terus kalo udah punya janji. dipikir kita kecil mau ditipu2 apa. *lohkokmarah*
ReplyDelete@emje : terimakasih ya sudah mampir :)
ReplyDelete@risah : iya bener! alhamdulillahnya aku juga blm pernah(dan jgn sampai sih) pengalaman buruk ^^
@rusydi : nah loh? nah loh? hehe ;p